Bahkan terkait pernyataan tersebut sejumlah wartawan berencana melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk klarifikasi dan meminta AT menarik pernyataan tersebut.
AT membantah tuduhan wartawan tersebut. Ia mengatakan dan bisa menunjukkan bukti bahwa pernyataan yang diberitakan tersebut adalah tidak benar.
“Itu tidak benar, saya masih simpan bukti pesan WhatsApp,” kata AT kepada Analisapost pada Senin, (22/4/2018).
Ia pun menjelaskan bahwa pernyataan itu bermula saat wartawan selalu mengirim berita ke WA pribadi AT. Karena merasa terganggu, AT kembali meminta agar wartawan tersebut tak perlu lagi mingirimi berita berita apapun.
Mendapati pesan tersebut ia kemudian menyatakan bahwa Sosial Control hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki kompetensi, jujur dan punya tujuan yang baik, bukan tendensius.
“Yang dimaksud dengan mereka yang memiliki kompetensi adalah semua pihak yang berwenang termasuk masyarakat,” pungkasnya.
“Tuduhan terhadap saya yang menyudutkan wartawan adalah tidak benar. Sebab saya tidak ada menuliskan kata wartawan di pesan WhatsApp saya,” imbuhnya.
Namun, lanjutnya, oknum wartawan tersebutlah yg menambahkan kata “wartawan” serta menafsirkan berbeda sehinga teman teman yang lain terhasut. Bisa saja oknum tersebut berusaha memprovokasi teman teman wartawan.
WARTAWAN ADALAH PROFESI YANG MULIA.
Ditengah gejolak pemberitaan terkait dirinya, AT mengungkapkan bahwa profesi sebagai seorang wartawan merupakan profesi yang mulia. Sebab, menurut AT wartawan turut serta dalam memberitakan suara kebenaran.
Ia menambahkan, Media dan wartawan adalah bagian penting sebagai agen perubahan. Dimana wartawan selalu menyampaikan informasi serta berperan aktif dalam mencerdaskan bangsa. AT sendiri mengharapkan agar jangan ada oknum yang memperalat profesi mulia ini sebagai alat intimidasi atau untuk kepentingan sendiri.
- sumber:analisapost.
- mns
Komentar